Sekarang
ini, banyak sekali kita melihat orang membicarakan orang lain, baik individu
dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok, baik di dunia nyata maupun didunia
maya. Hidup ini perjalanan, dan akirat tempat kelak kita tingggal. Sebenarnya tak
pantas saya membuat tulisan seperti ini, sebab diri ini pun masih suka ghibahin
orang lain, namun apa salah nya menulis ini kan? Sapa tau dengan menulis ini
diri ini pun ikut sadar akan kesalahannya. Sebenarnya membicarakan orang lain
atau yang dalam islam disebut “Ghibah” ini merupakan sifat tercela yang harus
di hilangkan dari diri seorang muslim, apalagi bagi seorang perempuan yang merupakan madrasah pertama
terbaik bagi anaknya dan keluarga.
Allah
SWT. Berfirman yang artinya “Janganlah kalian menggunjingkan satu sama
lain. Apakah salah seorang dari kalian suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Bertaqwalah kalian
kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Tawwab (Maha Penerima taubat) lagi Rahim
(Maha Menyampaikan rahmat)” (QS Al Hujurat: 12)
Dari ayat diatas kita bisa
mengetahui bahwa balasan bagi orang yang suka menggunjing/ghibah itu sangat
menjijikkan bukan. Bagaimana mungkin kita berani memakan bangkai saudara
sendiri? So,tidak perlu suka
mengeluarkan ludah hanya untuk menjerumuskan mu dalam neraka, jika bisa
mengeluarkan ludah agar bisa membantu mu selamat dari neraka mengapa kau harus
susah-susah masuk neraka? Bahkan dalam satu hadist dikatakan bahwa “Ghibah
itu (dosanya) lebih berat dari (dosa) zina. Ditanyakan (pada Nabi): Bagaimana
mungkin? Nabi menjawab: Lelaki yang berzina lalu bertaubat, maka Allah akan
menerima taubatnya. Sedangkan pelaku ghibah dosanya tidak akan diterima kecuali
ia dimaafkan oleh yang dighibahi.” (H.R. Tabrani)
“jika ada orang lain yang
membicarakan mu dibelakang mu, itu tandanya kau lebih penting dibanding masa
depannya (ews)”
Sebab, dia tak punya waktu untuk
merancang masa depannya, dan ia sangat amat sayang pada mu sampai semua tentang
mu baik dan buruknya ia tahu.
Comments
Post a Comment