Dunia Lain

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum. Wr. Wb

Hay hay hay semuanya, apa kabar 😃

Semoga baik-baiksss saja ya heee 😇

Oh ya kali ini, dedek mau nulis lagi ni keknya dah lama ini jari-jari gak nulis buat ngisi blog ecek-ecek ini  wkwkwkwk 😝

Tapi,klo seandainya nanti tulisan dedek ini ada salahnya mohon beri  kritik dan sarannya ya, jangan tinggalkan daku dalam kubang kesalahan terus menerus wkwkwk 😓  tapi klo mau ninggalin calon imam buat dedek mah gak apa-apa gk muluk-muluk kok tipenya heee dikira TV, yang pasti mah 5 waktu gak pernah tinggal terus gak malesan dah itu aja dulu wkwkwk, eh kok ya malah curcol maafkeun dedek ya Netizennn  heeeee 😂😄

“Ruang-Waktu Ekstra Isra’ Mi’raj”

Dulu, disaat malam 27 Rajab tahun  dukacita ( amul hazn) tepatnya 622 Masehi ada Nabi yang melakukan suatu perjalan dimalam hari,yang ditemani langsung oleh malaikat Jibril. Perjalanan Nabi ini sungguh diluar akal nalar manusia dan merupakan suatu perjalanan yang sangat unik karena sampai saat ini belum ada yang bisa melakukan perjalan seperti beliau. Siapakah Nabi tersebut? Ya,kita semua pasti sangat paham dan mengenal sosok  tersebut, sang Visioner Islam, pemberi  Nur (cahaya) kepada seluruh umatnya tanpa pandang bulu yang sering disebut rahmatan lil alamin, yang  membawa zaman Jahiliyah menuju cahaya terang benderang ya Beliau Nabi kita, Nabi akhir zaman Muhammad SAW. di dalam  surah. Al-Isra ayat 1,

Artinya : 1. Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Perjalan Nabi Muhammad SAW. yang sangat tidak masuk akal ini diberi nama Isra’ Mi’raj.  Isra’ secara istilah artinya berjalan di waktu malam hari, sedangkan Mi’raj artinya alat (tangga) untuk naik. Dari kedua arti ini maka pengertian dari Isra’ itu adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW. pada waktu malam hari dari Masjid Al-Haram Makkah ke Masjid Al-Aqsha Palestina dan Mi’raj adalah kelanjutan dari perjalanan Nabi Saw. dari masjid Al-Aqsha ke langit sampai di Sidratul Muntaha, langit tertinggi tempat dimana Nabi Saw. bertemu dengan Allah Swt.  pada mau tau kan ya apa kendaraan yang di pakai Nabi untuk melakukan Isra’ Mi’raj ini hingga bisa berjumpa dengan Allah Swt. pasti suatu kendaraan yang sangat canggih ini karena bisa melakukan perjalanan yang sangat jauh  dalam satu malam.  Ya Nabi mengendarai buraq. Luar biasa bukan buraq ini. Tulisan dedek kali ini bukan ingin membahas terkait bagaimana proses Nabi mendapatkan kewajiban untuk umat Islam tentang  sholat 5 waktu, tapi tulisan kali ini ingin membahas tentang “ruang dan waktu”.

Jika melihat situasi saat ini, Isra’ Mi’raj  bukan sekedar datang duduk manis, sambil selfi-selfi , welfi bareng pemateri terus upload sana-sini biar keliatan bahwa “gue anak kajian”. Ah ia, yang kek gini kan dedek banget ya heeee, lupa wkwk jangan ditiru ya Netizennnn. Isra’ Mi’raj ini ada kaitannya dengan Sains sebenarnya, ya tentang “ruang dan waktu”. Pernah mencoba bertanya gak sama diri sendiri, kenapa Nabi Saw. Melakukan perjalanan ini dimalam hari? Kenapa gak siang aja ya kan lebih terang  ada cahaya Matahari, beda dengan malam yang hanya memiliki pancaran cahaya dari Bulan. Mungkin gak sih, klo semua ini ada pesan tersiratnya untuk generasi-generasi setelah Nabi Saw. Wafat? Jawabannya, pasti mungkin kan. Do not imposible J  pada surat Al-Ma’arij : 3-4 yang Artinya : "3. (yang datang) dari Allah, yang mempunyai tempat-tempat naik. 4. malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun."

Jika kita ingin mencoba menghitung berapa kecepatan yang digunakan Nabi Saw. Dalam perjalanan-Nya? Maka fisika klasik memberi bantuan untuk menjawabnya, dengan kecepatan ruh dan malaikat yang kita hitung kasarnya sebesar 18.250.000 kali kecepatan kita. Misalnya, kita ambil Unta sebagai opsi kendaraan dengan kecepatan lari 25 km per jam dan dalam sehari Unta efektif berlari selama 8 jam perjalanan, maka hasilnya hanya 200 km dalam satu hari. Jika Mi’raj ini dari masjid Al-Aqsha ke langit dan kembali lagi ke Bumi dilakukan jam delapan malamsampai jam empat pagi, dalam perjalannya  Nabi Saw. Baru mencapai kejauhan satu miliar delapan ratus dua puluh lima juta kilometer dari Bumi.

Perjalanan ini baru melampaui planet Saturnus, tetapi belum sampai Uranus apalagi Neptunus. pada ayat 3-4 surah Al-Ma’arij diatas ada hal tentang Dilasi (pemuluran) waktu, yakni perjalanan ruh dan malaikat setara dengan 50.000 tahun, hal ini hampir mendekati kecepatan cahaya. Namun , dalam hal ini tidak mungkin terjadi sebab jika tubuh bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya maka tubuh akan meledak. Hal ini sesuai dengan hasil dari “Relativitas Khusus”. Kemudian jika kita mau mencoba nya dengan teori Albert Einstein tentang “Ruang – Waktu- Melengkung”tetap tidak bisa menjelaskan perjalanan Isra’ Mi’rahj Nabi Muhammad Saw. , sebab membutuhkan waktu jutaan tahun untuk Nabi Saw. Kembali lagi ke Bumi.

Alternatif jawaban dari bagaimana Nabi Saw. Bisa sampai melakukan perjalanan tersebut dengan satu malam adalah dengan melakukan perjalanan keluar dari dimensi ruang dan waktu. Sebab, perlu kita ketahui bahwa terdapat ruang ekstra di luar jagat raya. Ruang ekstra ini berada didalam dan diluar permukaan bumi. Karena ruang ekstra berada diluar ruang material, hukum-hukum ruang waktu yang kita kenal tidak berlaku, sehingga perjalanan Mi’raj yang bisa melalui lapisan-lapisan langit akan dapat berlangsung dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Sebenarnya, tulisan ini bukan tentang tuntasnyanya penjelasan dari perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad Saw.  Tetapi,  ada  pesan tersirat bahwa ada eksistensis dan struktur ruang –waktu melengkung sekaligus ruang atau dimensi ekstra, dimensi yang lebih tinggi dari dimensi material kita saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwanto. Ayat-Ayat Semesta. (Bandung: PT. Mizan Pustaka. 2008)